Saat ibu hamil, perlu lebih hati-hati minum obat karena bisa berisiko pada janin. Pelajari jenis obat-obatan yang harus dihindari saat ibu hamil.
Selain obat-obatan apalagi yang harus dihindari bagi ibu hamil?
Apa Saja Obat-Obatan Yang Harus Dihindari
WHO melaporkan 2-3 persen dari bayi lahir cacat karena obat yang diminum ibunya ketika hamil. Obat apa saja yang berbahaya? Obat influenza dan obat penenang yang mengandung talidomid, obat anti-radang, obat anti kanker, pengobatan kulit (jerawat) yang mengandung isotretinoin, obat anti mabuk yang mengandung meclizin, obat anti-kejang, obat diabetes, vaksinasi, hormon-hormon seksual, narkotika, alkohol dan juga aspartam atau pemanis buatan.
Pengaruh obat terhadap janin ini bergantung pada tingkat perkembangan janin dan dosis serta kekuatan obat. Obat yang diminum pada awal kehamilan (sebelum hari ke 17 setelah pembuahan), bisa menyebabkan kematian janin atau tidak mempengaruhi janin sama sekali.
Sementara pada hari ke 17-57 setelah pembuahan (di mana organ tubuh mulai terbentuk), janin sangat rentan terhadap terjadinya cacat bawaan. Obat yang sampai ke janin bisa menyebabkan keguguran, cacat bawaan yang terlihat jelas atau cacat yang baru tampak di kemudian hari. Pelajari juga tentang tahap perkembangan janin trimester pertama.
Sementara obat yang diminum setelah organ tubuh janin terbentuk sempurna, berpeluang kecil menyebabkan cacat bawaan yang nyata, tetapi bisa menyebabkan perubahan dalam pertumbuhan dan fungsi organ dan jaringan yang telah terbentuk secara normal.
Antibiotika
- Tetrasiklin bisa melewati plasenta dan disimpan di dalam tulang serta gigi janin, bercampur dengan kalsium. Akibatnya pertumbuhan tulang menjadi lambat, gigi bayi berwarna kuning dan emailnya lunak serta menjadi rentan terhadap karies. Risiko terbesar terjadinya kelainan gigi terjadi jika tetrasiklin diminum pada pertengahan sampai akhir kehamilan.
- Streptomycin atau canamycin bisa menyebabkan kerusakan pada tellnga bagian tengah janin dan kemungkinan menyebabkan ketulian.
- Chloramphenicol tidak berbahaya bagi janin tetapi bisa menyebabkan penyakit yang serius pada bayi baru lahir, yaitu sindroma bayi abu-abu.
- Ciprofloxacin tidak boleh diberikan kepada ibu hamil karena bisa menyebabkan kelainan sendi. Sedangkan penicillin aman diberikan kepada wanita hamil.
- Kebanyakan antibiotik golongan sulfa yang diminum pada akhir kehamilan bisa menyebabkan kuning pada bayi baru lahir, yang bisa menyebabkan kerusakan otak.
Obat Anti-Radang Non-Steroid
Mengonsumsi aspirin atau obat anti-radang non-steroid lainnya dalam dosis tinggi selama hamil, bisa memperlambat proses persalinan dan juga bisa menyebabkan tertutupnya hubungan antara aorta dan arteri pulmoner sebelum lahir. Normalnya, hubungan tersebut menutup sesaat setelah bayi lahir. Penutupan yang terjadi sebelum bayi lahir akan mendorong darah ke paru-paru yang belum berkembang sehingga memberi beban berlebihan pada sistem peredaran darah janin.
Jika digunakan pada akhir kehamilan, obat anti-radang non-steroid bisa mengurangi jumlah cairan ketuban. Aspirin dosis tinggi bisa menyebabkan perdarahan pada ibu maupun bayinya. Aspirin atau asam salisilat lainnya bisa menyebabkan peningkatan kadar bilirubin dalam darah janin sehingga terjadi jaundice (sakit kuning) dan kadang kerusakan otak.
Talidomid
Talidomid pertama kali diperkenalkan pada 1956 di Eropa sebagai obat influenza dan obat penenang, Talidomid yang diminum ibu hamil pada saat organ tubuh janinnya sedang terbentuk, ternyata menyebabkan cacat bawaan berupa lengan dan tungkai yang terbentuk secara tidak sernpurna, kelainan usus, jantung dan pembuluh darah.
Obat Anti-Jerawat
Isotretinoin kerap dipakai mengobati jerawat yang berat, psoriasis dan kelainan kulit lainnya. Cacat lahir yang paling sering terjadi adalah kelainan jantung, telinga yang kecil dan hidrosefalus (kepala membesar). Risiko terjadinya cacat bawaan sebesar 25 persen.
Obat Anti-Mabuk Perjalanan
Meclizin yang sering digunakan untuk mengatasi mabok perjalanan, mual dan muntah, bisa menyebabkan cacat bawaan.
Obat Anti-Kanker
Jaringan janin tumbuh dengan kecepatan tinggi, karena itu sel-selnya yang membelah dengan cepat sangat rentan terhadap obat anti-kanker.
Banyak obat anti-kanker yang bersifat teratogen, yaitu dapat menyebabkan cacat bawaan seperti: IUGR (intra uterine growth retardation, hambatan pertumbuhan di dalam rahim), rahang bawah kurang berkembang, sumbing, kelainan tulang tengkorak, kelainan tulang belakang, hilangnya pendengaran, clubfoot (kaki berbentuk tongkat), dan keterbelakangan mental.
Obat Untuk Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah
Beberapa wanita hamil memerlukan obat untuk penyakit jantung dan pembuluh darah yang sifatnya menahun atau yang baru timbul selama kehamilan (misalnya pre-eklamsi dan eklamsi). Obat untuk menurunkan tekanan darah seringkali diberikan kepada wanita hamil yang menderita pre-eklamsi atau eklamsi.
obat ini bisa mempengaruhi fungsi plasenta dan digunakan secara sangat hati-hati untuk mencegah kelainan pada janin. Biasanya, cacat timbul karena penurunan tekanan darah ibu berlangsung terlalu cepat dan menyebabkan berkurangnya aliran darah ke plasenta.
ACE inhibitor dan thiazide biasanya tidak digunakan selama kehamilan karena bisa menyebabkan masalah yang serius pada janin. Digoxin (digunakan untuk mengatasi gagal jantung dan kelainan irama jantung) bisa melewati plasenta tetapi efeknya terhadap bayi sebelum maupun setelah lahir sangat kecil.
Nitrofurantoin, vitamin K, sulfonamide dan chloramphenicol bisa menyebabkan pemecahan sel darah merah pada wanita hamil dan janin yang menderita kekurangan g6pd. karena itu, obat-obatan tersebut tidak diberikan kepada wanita yang menderita kekurangan g6pd.
Obat Diabetes
Obat hipoglikemik oral digunakan untuk menurunkan kadar gula darah pada penderita diabetes, tetapi seringkali gagal mengatasi diabetes pada wanita hamil dan bisa menyebabkan bayi yang baru lahir memiliki kadar gula darah yang sangat rendah (hipoglikemia). Untuk mengobati diabetes pada wanita hamil lebih baik digunakan insulin.
Narkotika
Narkotika, jika diminum ibu hamil bisa sampai ke janin dalam jumlah cukup besar. Bayi yang lahir dari ibu pecandu narkotika bisa mengalami kecanduan sebelum dilahirkan dan menunjukkan gejala putus obat dalam waktu 6 jam – 8 hari setelah lahir.
Kokain yang digunakan selama hamil bisa meningkatkan risiko terjadinya keguguran, abrupsio plasenta, cacat bawaan pada otak, ginjal dan a.lat kelamin serta perilaku yang kurang interaktif pada bayi baru lahir. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa pemakaian marijuana dosis tinggi selama hamil bisa menyebabkan perilaku yang abnormal pada bayi baru lahir.
Obat Anti-Cemas dan Anti-Depresi
Jika diminum pada trimester pertama, obat anti-cemas bisa menyebabkan cacat bawaan. Kebanyakan obat anti-depresi relatif aman, tetapi litium bisa menyebabkan cacat bawaan (terutama pada jantung). Barbiturat (misalnya phenobarbital) yang diminum ibu hamil cenderung menyebabkan berkurangnya jaundice yang biasa ditemukan pada bayi baru lahir.
Obat-Obat Yang Digunakan Selama Persalinan
Obat bius lokal, narkotika dan obat pereda nyeri lainnya biasanya melewati plasenta dan bisa mempengaruhi bayi baru lahir. Karena itu, jika selama proses persalinan diperlukan obat-obatan, maka diberikan efek terkecil yang masih efektif dan diberikan selambat-lambatnya agar tidak sempat sampai ke janin yang masih berada dalam rahim.
Selain Obat-Obatan, Apalagi Yang Harus Dihindari?
Hormon Seksual
Hormon androgen yang digunakan untuk mengobati kelainan darah dan progestin sintetis yang diminum pada 12 minggu pertama setelah pembuahan, bisa menyebabkan terjadinya maskulinisasi pada kelamin janin perempuan. Klitoris janin bisa membesar dan labia minora menutup. Efek ini tidak ditemukan pada pemakaian pil KB karena kandungan progestinnya hanya sedikit.
Sedangkan dietilstilbestrol (DES, suatu estrogen sintetis) bisa menyebabkan kanker pada anak perempuan yang ibunya memakai obat ini selama hamil. Anak perempuan ini di kemudian hari akan memiliki kelainan dalam rongga rahim, mengalami gangguan menstruasi, memiliki serviks (leher rahim) yang lemah sehingga bisa mengalami keguguran, berisiko menderita kehamilan ektopik, atau memiliki bayi yang terlahir mati. Jika ibu hamil yang minum DES melahirkan bayi laki-laki, biasanya penisnya cacat.
Vaksin
Vaksin yang terbuat dari virus yang hidup tidak diberikan kepada wanita hamil, kecuali jika sangat mendesak. Vaksin rubella (vaksin dengan virus hidup) bisa menyebabkan infeksi pada plasenta dan janin. Vaksin virus hidup (campak, gondongan, polio, cacar air dan demam kuning) dan vaksin lainnya (kolera, hepatitis Adan B, influensa, rabies, tetanus, difteri dan tifoid) diberikan kepada wanita hamil hanya jika dia berisiko tinggi terinfeksi oleh salah satu mikroorganismenya.
Rokok dan Alkohol
Merokok selama hamil bisa berbahaya. Rata-rata berat badan lahir dari bayi yang ibunya perokok, 170 gram lebih rendati dari bayi yang ibunya tidak merokok. Keguguran, kelahiran mati, lahir prematur dan sindroma kematian bayi mendadak lebih sering ditemukan pada bayi yang ibunya merokok selama hamil. Minum alkohol selama hamil bisa menyebabkan cacat bawaan.
Bayi yang lahir dari ibu yang mengonsumsi alcohol dalam jumlah besar bisa mengalami sindroma alkohol. Bayi ini kecil, seringkali memiliki kepala yang kecil (mikrosefalus), kelainan wajah dan kelainan mental. Kadang terjadi cacat sendi dan cacat jantung. Bayi ini tidak berkembang dan kemungkinan akan meninggal sesaat setelah dilahirkan.
Pemanis Buatan
Aspartam adalah pemanis buatan yang tampaknya aman digunakan selama hamil asalkan jumlahnya tidak berlebihan. Jangan salah, banyak jamu racikan mbok jamu kini mengandung pemanis buatan.
Tetaplah selalu berkonsultasi pada dokter sebelum minum obat apapun.
Semoga Bermanfaat.